“Terwujudnya Insan Beriman, Bertakwa dan Berakhlak Mulia, Cerdas, Terampil Tekhnologi, Mandiri,Serta Berwawasan Wira Usaha Melalui Keunggulan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi”

Jumat, 04 Desember 2015

Keutamaan Kontinuitas dalam Beribadah (Yaningsih)



 “Keutamaan Kontinuitas dalam Beribadah”
 
Oleh : Yaningsih
Kelas XII Agribisnis TPHP
SMK Daarul Khair Pulosari

 
      Keikhlasan dalam pengertian kemurnian beribadah kepada Alloh, hanya bisa di bangun lewat latihan secara kontinu. Hal itu telah dijelaskan Rosululloh SAW melalui sebuah Hadits dari Aisyah.
“Dari Aisyah, Ia berkata bahwa Rosululloh SAW. pernah bersabda, “Perbuatan-perbuatan yang paling di sukai Alloh adalah kontinuitasnya meskipun sedikit.” Dan setelah itu, maka setiap melakukan sesuatu Aisyah senantiasa membiasakannya. (HR. Muslim No. 1305)
      Hadits ini menjelaskan bahwa perbuatan yang di cintai Alloh adalah perbuatan yang di lakukan secara kontinuitas. Secara ideal memang ibadah di samping kontinuitas juga perlu kuantitas dan kualitas. Tapi juga tidak benar bila hanya mementingkan kuantitas tetapi mengabaikan kotinuitas. Sebagai contoh, seseorang mampu khatam membaca Al-Qur’an dalam semalam. Namun, dia baru membaca Al-Qur’an lima tahun kemudian. Hal ini bila di kaitkan dengan Hadits di atas tentu Alloh lebih suka pada mereka yang membaca setiap hari meskipun hanya satu atau dua ayat.
      Hadits ini juga memberi pelajaran kepada kita dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, kita mengulang pelajaran satu atau dua jam setiap habis sholat Isya’ tentu sangat dapat kita rasakan manfaatnya ketika menghadapi ujian. Dan tentunya berbeda rasanya jika kita menggunakan metode SKS (Sistem Kebut Semalam).
Kesimpulan
1.      Umat islam di perintahkan untuk berikrar bahwa sesungguhnya sholatku, ibadahku, serta hidup dan matiku adalah semata-mata hanya untuk Alloh.
2.      Manusia hanya di perintahkan untuk tunduk dan patuh kepada Alloh.
3.      Ikhlas adalah mengerjakan perbuatan dengan tulus dan semata-mata hanya mengharap ridho Alloh (menjauhkan diri dari sifat Riya’).